Bali – Salah satu tempat wisata yang sering di kunjungi banyak wisatawan adalah Danau Buyan dan Tamblingan. Tempat ini sering dijadikan spot untuk camping, foto bersama teman atau kelurga bahkan bisa untuk foto shoot prewedding juga.
Danau Buyan dan Tamblingan
Danau yang terletak di kawasan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng ini merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar, diapit oleh dua danau lainnya, yaitu Danau Tamblingan di sebelah barat dan Danau Beratan di timur.
Danau Buyan adalah yang terbesar dari ketiganya. Danau Buyan adalah danau terluas dari 3 danau yang berada di kawasan Bedugul dengan luas 490 hektar dengan kedalaman maksimal mencapai 89 meter.
Di antara Danau Buyan dan Tamblingan yang terpisahkan oleh hutan sepanjang kurang lebih satu kilometer, terdapat sebuah kolam yang terhubung langsung dengan danau Buyan melalui sebuah kanal sempit. Oleh masyarakat kolam ini dinamakan Telaga Aya.
Danau Tamblingan adalah sebuah danau yang terletak di lereng sebelah utara Gunung Lesung, kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Danau ini merupakan satu dari tiga danau kembar dari yang terbentuk di dalam sebuah kaledra besar. Di sebelah timur berturut-turut terdapat Danau Buyan dan Danau Beratan. Diapit oleh hutan di sekelilingnya serta dikarenakan letakannya di dataran tinggi membuat lingkungan danau ini berhawa sejuk.
Sayangnya, sebagai salah satu favorit wisata alam ini tidak dikembangkan ke arah pariwisata modern demi menjaga kelestarian dan lingkungannya.
Yang menjadi daya tarik utama tempat ini bukan hanya pesona alamnya, namun juga karena banyak pura yang menyimpan sejarah dan perkembangan peradaban dan kebudayaan Bali khususnya menyangkut pembentukan dan perkembangan Desa Tamblingan.
Nama Tamblingan berasal dari dua kata dalam bahasa Bali yaitu Tamba berarti obat, dan Elingang berarti ingat atau kemampuan spiritual. Diceritakan Lontar Kuatar Kanda Dewa Purana Bangsul bahwa masyarakat di wilayah itu konon pernah terkena wabah epidemi.
Sebagai jalan keluar seseorang yang disucikan kemudian turun ke danau kecil di bawah desa untuk mengambil air untuk obat. Berkat doa dan kemampuan spiritual, air itu kemudian dijadikan obat dan mampu menyembuhkan masyarakat desa. Kata Tamba dan Elingang inilah lama kelamaan menjadi Tamblingan.
Secara administratif kawasan TWA (Taman Wisata Alam) masuk di dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng provinsi Bali.
Kawasan ini termasuk dalam kelompok hutan Gunung Batukahu yang telah ditetapkan sebagai hutan tutupan berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 29 Mei 1927 No. 28.terhadap kawasan hutan ini telah dilakukan penata~n bata~ sebagai hutan wisata dengan pal batas melalui HW-1 sampai dengan HW-376, dimana d1 dalamnya terdapat enclave seluas 8 hektar.
Terdapat lebih dari 20-an tempat ibadah (pura dan pelinggih) yang terbesar di berbagai lokasi taman wisata alam Danau Buyan dan Tamblingan di berbagai lokasi TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Diantaranya adalah Pura Gabug, Pura Penimbangan, Pura Sanghyang Kauh, Pura Dalem Tamblingan, Pura Ulun Danu Tamblingan dan lain-lain.
Tempat wisata ini juga memiliki daya tarik wisata alam yang merupakan kombinasi antara tipe ekosistem daratan, perairan dan pegunungan.
Memiliki panorama dua buah danau yang cukup luas dengan perairan yang tenang dikelilingi oleh hutan yang masih utuh, alami dan asri, serta tebing-tebing danau yang curam yang hijau, udara pegunungan yang sejuk dan nyaman.
Di beberapa lokasi dengan ketinggian tertentu merupakan lokasi yang strategis untuk menikmati pemandangan danau sembari beristirahat.
Kegiatan wisata alam yang cocok
Kegiatan wisata alam yang cocok dikembangkan melipti wisata alam, wisata budaya, wisata tirta, dengan kegiatan wisata yang dapat dilakukan adalah menikmati panorama alam yang indah, hutan dan perairan danau yang tenang dan udara yang sejuk dan nyaman.
Di sana, para wisatawan yang ingin berkemah sembari mencoba perpetualangan di hutan dengan harga yang terjangkau, tak hanya itu, mereka yang menyukai dengan tantangan yang menantang juga dapat mencoba lintas alam atau biasa yang disebut dengan hiking dapat dilaksanakan di kawasan tersebut. Ada begitu banyak kegiatan yang bisa dilakukan di daerah wisata alam Bedugul.
Aksesibilitas di Danau Buyan dan Tamblingan dapat dicapai dengan mudah melalui jalur darat. Dari Denpasar dapat ditempuh dengan jarak 57 kilometer sekitar 1,5 jam, sedangkan dari kota Singaraja dengan jarak tempuh 32 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 40 menit perjalanan.
Atraksi sosial budaya yang sering dipentaskan kalau ada kegiatan upacara keagamaan dan Dewa Yadnya, Pitra Yadnya dan Manusia Yadnya dengan jenis atraksi kesenian tradisional seperti seni tari-tarian sakral seperti Tari Baris Gede, Baris Gede, Baris Tojor, Baris Tombak, Tari Rejak dan Wayang. Kesenian gamelan seperti Gender Wayang, Gong Gede dan Gong Kebyar serta membelanjur.
Seni suara yang ada di antara lain, Kekawin, Kidung dan Gegudritan yang digunakan jika ada upacara adat atau keagamaan.
sudahkah kamu pilih kemana akan berwisisata rekomendasi : Danau Buyan dan Tamblingan
Baca juga cerita menarik tentang perjuangan para pengusaha dalam mencapai mimpinya
1. The Joglo Beratan Tempat Favorit Menginap Di Bedugul Bali