Destinasi wisata super prioritas – Bisnis Pariwisata Berkelanjutan
Bisnis Pariwisata Berkelanjutan merupakan sektor yang menjanjikan di Indonesia. Geliat pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak dapat dilepaskan dari pengaruh pariwisata.
Hal tersebut tidak mengherankan, mengingat Indonesia menyimpan ragam kebudayaan dan kekayaan alam yang memikat mata seluruh dunia.
Pesatnya pembangunan di bidang pariwisata nampak dari berbagai kebijakan yang saat ini sedang gencar disusun oleh pemerintah, salah satunya mengenai destinasi wisata super prioritas.
Destinasi wisata super prioritas ini merupakan program yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan daya tarik wisatawan sekaligus menjadi stimulus untuk menumbuhkan ekonomi kreatif yang hidup di masyarakat.
Destinasi wisata super prioritas itu mencakup Borobodur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan ya, Labuan Bajo!
Siapa yang tidak mengenal pulau ini? Pulau yang terletak di Kabupaten Manggarai, NTT tersebut dipilih karena kecantikan landskap alamnya, keindahan anekaragam biota laut dan topografi darat yang berbentuk kepulauan, dengan kondisi alamnya tersebut, Labuan Bajo merupakan daerah yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata.
Untuk mewujudkan rencana sebagai destinasi wisata super prioritas tersebut, berbagai pembangunan infrastruktur terus digenjot. Namun, pembangunan tak melulu berbicara mengenai infrastruktur berbentuk fisik tetapi juga mempertimbangkan aspek kelestarian yang bermuara pada keberlanjutan.
Penting untuk memahami bahwasannya pariwisata yang ada saat ini bukan hanya berorientasi pada keuntungan yang diperoleh pada saat ini tetapi juga mesti mempertimbangkan aspek-aspek lain seperti keberlanjutan lingkungan dan masyarakat di masa mendatang.
Mempertimbangkan pentingnya hal tersebut, dikenal adanya konsep bisnis pariwisata berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable tourism.
Konsep Bisnis Pariwisata Berkelanjutan atau sustainable tourism merupakan aspek esensial yang harus diterapkan dalam bisnis pariwisata. Penerapan konsep ini berperan penting dalam menyokong kehidupan masyarakat sekaligus melindungi alam dan budaya.
Hal ini karena konsep pariwisata berkelanjutan memiliki orientasi untuk mewujudkan pariwisata yang dampak berimpak jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan alam, bukan hanya berorientasi pada keuntungan di masa saat ini saja. Mengingat yang menjadi kunci dan kekuatan pariwisata di Indonesia ialah alam dan budaya.
Empat pilar Bisnis Pariwisata Berkelanjutan
Penerapan pariwisata berkelanjutan tersebut dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan berfokus pada 4 pilar :
- Pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata),
- Ekonomi berkelanjutan (sosio ekonom) jangka panjang,
- Keberlanjutan budaya (sustainable culture)
- Aspek lingkungan (environment sustainability).
Empat pilar tersebut merupakan landasan pengembangan destinasi pariwisata yang bertanggungjawab pada alam, ekologi dan ekonomi masyarakat.
Bentuk nyata untuk mewujudkan Bisnis Pariwisata Berkelanjutan tersebut ialah adanya fokus mengenai pengelolaan sampah di daerah pariwisata, seperti di Labuan Bajo. Isu sampah memang menjadi problematika pelik dalam bisnis pariwisata. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena intensitas kunjungan wisatawan akan selalu berbanding lurus dengan volume sampah yang dihasilkan. Semakin terkenal destinasi wisata, semakin tinggi angka kunjungannya , maka volume sampah akan semakin tinggi.
Kondisi demikian memerlukan perhatian dari seluruh pemangku kepentingan yang ada baik pemerintah, pengelola destinasi, pengunjung dan masyarakat untuk sama-sama menjaga kebersihan lingkungan termasuk memikirkan solusi pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.
Selain itu, bentuk lain dari terwujudnya pariwisata berkelanjutan dari segi sosial adalah adanya pemberdayaan terhadap masyarakat, misalnya berkaitan dengan pengembangan sektor kearifan lokal. Pemberdayaan terhadap masyrakat ini merupakan kunci utama, sebab masyarakat merupakan ruh daripada sebuah daerah sekaligus yang menghidupkan kebudayaan dan alam sekitar.
Sehingga pariwisata berkelanjutan selalu membutuhkan adanya sinergi dari masyarakat yang mandiri dan berdaya dalam merawat dan menjaga lingkungannya.