Butuh referensi kuliner Bali? Yuk simak 5 fakta unik nasi jinggo, salah satu kuliner tradisional khas Bali favorit para wisatawan berikut!

Pulau Dewata memang memiliki beragam destinasi wisata yang menjadi magnet kuat bagi wisatawan local maupun internasional. Namun, saat berlibur ke pulau tersebut, tidak lengkap rasanya jika Anda tidak mencicipi kuliner khasnya. Karena, Bali juga menawarkan berbagai kuliner tradisional yang menggugah selera, salah satunya Nasi Jinggo.
Penasaran seperti apa Nasi Jinggo itu? Simak berbagai fakta unik Nasi Jinggo berikut, yuk, agar Anda semakin kenal dengan kuliner tradisional khas Bali favorit para wisatawan tersebut!
Baca juga: Sate Lilit Men Ari, Dari Coba-Coba Berhasil Raup Omzet Ratusan Juta
Kupas Tuntas Fakta Unik Nasi Jinggo yang Wajib Diketahui
1. Sejarah Awal Berkembangnya Nasi Jinggo
Nasi Jinggo saat ini memang bisa ditemukan dengan mudah di berbagai daerah di Bali. Namun, tahukah Anda, ternyata kuliner khas Bali ini sudah ada sejak sekitar tahun 1980-an, loh. Saat itu, ada sepasang suami istri yang membuat kreasi hidangan pengganjal perut yang dijual di sekitar Jalan Gajah Mada saat sore hingga malam hari.
Jika Anda kurang familiar dengan area Bali, jalan Gajah Mada ada di Denpasar, ya, sekitar Pasar Kumbasari. Hidangan kreasi suami istri tersebut sangat digemari oleh para pembelinya, sehingga akhirnya terus berkembang dan dikenal dengan lebih luas, tidak hanya di Denpasar, tetapi juga di kota-kota lain.
2. Arti Nama Nasi Jinggo
Ketika mendengar nama “Nasi Jinggo”, apa yang terbersit di kepala Anda? Apakah nasi berwarna jingga? Atau Anda membayangkan hal lain?
Ternyata, asal-usul nama Nasi Jinggo masih belum ada kepastian. Ada yang mengatakan bahwa nama tersebut diambil dari nama film Djanggo yang popular saat itu. Namun, versi lain juga menyatakan bahwa nama itu diambil dari kata Jagoan yang merujuk pada para premotor asli Bali yang sangat menggemari hidangan tersebut.
Selain itu, ada pula versi yang menyebutkan bahwa nama Nasi Jinggo berasal dari Bahasa Hokkien. Dalam Bahasa tersebut, Jeng Go berarti seribu lima ratus. Hal ini menunjukkan harga jual dari seporsi Nasi Jinggo sebelum krisis moneter, yakni Rp1.500.
Baca juga: Mengenal Numbas Kopi, Starling Hits Bali Bermodal Honda Astrea
3. Kemasan Nasi Jinggo
Fakta unik Nasi Jinggo yang selanjutnya terletak pada kemasannya. Jika nasi kucing dan nasi rames biasanya dibungkus dengan kertas minyak, Nasi Jinggo dikemas dalam sebuah daun pisang.
Bentuk kemasan Nasi Jinggo menyerupai piramida. Di bagian dalamnya, terdapat pula lapisan daun pisang yang dijadikan alas untuk lauk-pauknya. Unik sekali, bukan? Jadi jangan sampai melewatkan kuliner khas ini, ya, saat Anda ke Bali.
4. Nasi yang Digunakan dalam Nasi Jinggo
Dahulu, Nasi Jinggo lebih banyak dijual dengan menggunakan nasi putih. Ukurannya kira-kira sekepalan tangan orang dewasa. Namun, saat ini, banyak juga penjual yang memvariasikan kuliner ini dengan nasi kuning, loh. Sehingga, rasanya pun cenderung lebih gurih. Tapi, Anda tetap bisa memilih, ya, nasi apa yang lebih disukai saat mencoba Nasi Jinggo nanti.
5. Lauk yang Disajikan di Nasi Jinggo
Fakta unik terakhir dari Nasi Jinggo ada pada lauk-pauknya. Mungkin, ini juga salah satu alasan mengapa kuliner ini saat digemari hingga saat ini, bahkan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Dalam satu bungkus Nasi Jinggo, Anda bisa menikmati beragam lauk, seperti ayam suwir, mi, sambal goreng tempe, dan serundeng. Ini tentu berbeda dari nasi kucing yang umumnya menawarkan satu jenis lauk saja. Namun, karena beberapa penjual juga membuat Nasi Jinggo dengan lauk daging babi, maka untuk Anda yang tidak mengonsumsi, tetap harus mengonfirmasi lagi, ya.
Itu dia fakta unik di balik sebungkus Nasi Jinggo, hidangan khas Bali yang sangat digemari para wisatawan. Jika Anda berkunjung ke Bali, jangan ragu untuk mencoba, ya. Untuk informasi wisata kuliner lainnya, pantau terus website dan YouTube Wisata Usaha, ya.